Senin, 17 Oktober 2011

Ruang Lingkup Filsafat Ilmu


KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas “Ruang Lingkup Filsafat Ilmu”, suatu permasalahan yang membahas tentang kajian-kajian ruang lingkup dari filsafat ilmu.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah Ruang Lingkup dari Filsafat Ilmu dimana akan di bahas mengenai ilmu sebagai objek kajian Filsafat, Pengertian Filsafat, Objek Material dan Formal Filsafat Ilmu serta Tujuan dari Filsafat Ilmu.

Dalam proses Pembuatan makalah ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan :
1.  Bapak/Ibu Dosen yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
2.  Teman-teman semua yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Demikian makalah ini saya buat kami harapkan kritik dan saran dari pembaca semoga makalah ini meberi manfaat bagi kita semua.





DAFTAR ISI

Kata Pengantar   ..........................................................................................  i
Daftar Isi    ..................................................................................................  ii
Bab I Pendahuluan     ..................................................................................  1
Bab II Pembahasan    ..................................................................................  2
A. Ilmu Sebagai Objek Kajian Filsafat  ..............................................
B. Definisi Filsafat  .............................................................................
C. Objek Material dan Formal Filsafat Ilmu  ......................................
D. Tujuan Filsafat Ilmu   .....................................................................
Bab III Kesimpulan  ...................................................................................
Daftar Pustaka   ..........................................................................................
 


BAB 1
PENDAHULUAN

Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu, dan berfilsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengkoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak kita lahir sampai kita meninggal. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang pada diri kita sendiri, apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu?apakah ciri-ciri yang hakiki yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan ilmu?bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar?kriteria apa yang kita pakai dalam menentukan kebenaran ilmu?mengapa kita mesti mempelajari ilmu?dan seterusnya.
Seorang yang berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah diketahuinya, mengakui kelemahan dan sempitnya ilmu yang dimilikinya. Dia diumpamakan seorang yang berpijak dibumi sedang menengadah kelangit yang penuh bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi. Atau seorang yang berada dipuncak gunung memandang lembah dan jurang dibawahnya. Dia ingin menyimak kehadirannya dengan kesemestaan yang ditatapnya.
Karakteristik berfikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam konsentrasi pengetahuan yang lain. Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu dengan agama dan ingin yakin apakah ilmu itu membawa kebahagiaan.




BAB II
PEMBAHASAN

A. ILMU SEBAGAI OBJEK KAJIAN FILSAFAT
Pada dasarnya , setiap ilmu memiliki dua macam objek , yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan,seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran.
Filsafat sebagai proses berpikir yang sistematis juga memiliki objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak.
Objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris,yang ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan adapun, objek formal,dan rasional adalah sudut pandang yang menyeluruh,radikal,dan rasional tentang segala yang ada.setelah berjalan beberapa lama kajian yang terkait dengan hal yang empiris semakain bercabang dan berkembang, sehingga menimbulkan spesialisasi dan menampakkan kegunaan yang peraktis. inilah proses terbentuknya ilmu secara berkesinambungan .Will Durant mengibaratkan filsafat bagaikan pasukan mariner yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri.
Karena itu, filsafat oleh para filosofi disebut sebagai induk ilmu. Sebab,dari filsafat lah, ilmu-ilmu modren dan kontemporer berkembang, sehingga manusia dapat menikmati ilmu dan sekaligus buahnya,yaitu teknologi.
Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan,tetapi sudah menjadi sektoral. Contohnya, filsafat agama, filsafat hokum, dan filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu.
Di sisilain, perkembangan ilmu yang sangat cepat tidak saja membuat ilmu semakin jauh dari induknya,tetapi juga mendaorong munculnay arogansi dan bahkan kompartementalisasi yang tidak sehat antara satu bidang ilmu dengan yang lain. Tugas filsafat di antaranya adalah menyatukan visi keilmuan itu sendiri agar tidak terjadi bentrokan antara berbagi kepentingan. Felsafat sepatutnya mengukuti alur filsafat, yaitu objek material yang didekati lewat pendekatan radiakal, menyeluruh dan rasional dan begitu juga sifat pendekatan spekulatif dalm filsafat sepatutnya merupakan bagian dari ilmu

B. DEFINISI FILSAFAT
Filsafat dalam bahasa inggris, yaitu: philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari  bahasa yunani : philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan,tetarik kepada) dan sophos (‘hikmah’, kebijaksanaan,pengetahuan,keterampilan, pengalaman, intelignasi) orangnya disebut filosof yang dalam bahasa arab disebut failasuf.
Harun nasution bependapat bahwa istilah filsafat berasal dari bahasa arab karena orang arab lebih dulu dating dan sekaligus mempengaruhi bahasa Indonesia dari pada orang dan bahasa inggris.oleh karena itu dia konsisten menggunakan kata falsfat,
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam,baik dalam ungkapan maupun titik tekanannya. Bahkan,moh hatta dan langeveld mengatakan bahwa definisi filsafat tidak perlu diberiakan karena setiap orang memiliki titik tekan sendiri dalam definisinay oleh Karen itu seseorang meneliti filsafat terlebih dahulu kemudian menyimpulkan sendiri Harun nasutiaomn berpendapat bahwa istilah filsafat berasal dari bahasa Arab karena orang arab lebih dulu datang dan sekaligus mempengaruhi bangsa indonesia daripada orang dan bangsa inggris. Oleh karena itu,dia konsisten menggunakan kata falsafat,bukan filsafat. Buku-bukunya mengenai”filsafat” ditulis dengan falsafat,seperti falsafat agama dan falsafat dan mistisisme dalam islam.

C. OBJEK MATERIAL DAN FORMAL FILSAFAT ILMU
Pokok bahasan fisafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang disusun secara sistimatis dengan metode ilmiah tertentu,sehingga dapat dipertanggungawabkan kebenarannya secara umum. Pengetahuan dan Ilmu pengetahuan sangat berbeda, pengetahuan lebih bersifat umum dan di dasarkan atas pengalaman sehari-hari, sedangkan Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bersifat khusus dengan sistematis, menggunakan metode ilmiah serta dapat diuji kebenarannya.
Objek formal filsafat ilmu adalah pengetahuan , yaitu apa hakikat ilmu itu? Bagai mana cara memperoleh kebeneran ilmiah? Dan apa fungsi ilmu pengetahuan pada manusia? Landasan pengembangan pengetahuan, yaitu ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Kalau dikemaskan maka landasan ilmu pengetahuan itu dapat digambarkan sebagai berikut:
Ontologis adalah titik tolak penelaahan ilmu pengetahuan didasarkan atas sikap dan pendirian filosofis yang dimiliki oleh seorang ilmuan, ontologis dapat dibagi menjadi dua aliran baru yaitu: Materialisme dan spiritualisme. Materialisme adalah suatu pandangan metafisik yang menganggap bahwa tidak ada hal yang nyata selain materi. Spiritualisme adalah suatu pandangan metafiska yang menganggap kenyataan yang terdalam adalah roh yang mengisi dan mendasari seluruh alam
Epistemologis adalah titik tolak penelaahan ilmu pengetahuan didasarkan atas cara dan prosedur dalam memperoleh kebenran. Dalam hal ini yang dimaksud adalah metode ilmiah. Metode ilmiah secara garis besar dibedakan dalam dua kelompok, yaitu siklus empirik untuk kealaman, dan metode linier untuk ilmu-ilmu sosial-humaniora. Metode empirik meliputi observasi, penerapan metode induksi, melakukan eksperimentasi, verifikasi atu pengujian ulang terhadap hipotesis yang diajukan, sehingga melahirkan sebuah teori. Metode linier meliputi langkah-langkah persepsi yaitu menangkap inderawati terhadap realitas yang diamati, kemudian disusun sebuah pengertian (konsepsi). Akhirnya dilakukan prediksi atau peramalan tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan.
Istilah-istilah lain yang setara setara dengan epistemologi adalah:
1.    kriteriologi, yaitu membicarakan tentang kebenaran atau tidak pengetahuan.
2.    kritik pengetahuan membahas mengenai pengetahuan scara kritis
3.    Gnosiologi, membicarakan yang berfifat ilmiah
4.    Logika Material, membahas logis dari segi isinya sedangkan logika formal lebih menekan pada segi bentuknya.
Aksiologis merupakan sikap etis yang harus dikembangkan oleh seorang ilmuan, terutama dalam kaitannya dengan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Sehingga suatu aktivitas ilmiah senantiasa dikaitkan dengan kepercayaan, ideologi yang dianut oleh masyarakat atau bangsa, tempat ilmu itu dikembangkan.

D. TUJUAN FILSAFAT ILMU
     Tujuan filsafat ilmu adalah:
1.     Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memeahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
2.     Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai bidang,sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
3.      Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan nonilmiah.
4.      Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
5.      mempertegas bahwa dalam persoalan sumberdan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.
















BAB III
KESIMPULAN

Berfilsafat bisa dilakukan oleh setiap orang. Seseorang yang berfilsafat pada hakikatnya sedang mempelajari dirinya sendiri. Karena seseorang yang berfilsafat pada penghujung petualangannya dengan suatu tindakan berpikir yang menggunakan akal budi untuk mencari dan menemukan menemukan kebenaran hakiki.

Tetapi kebenaran ini sangat bersifat relatif bergantung kapasitas ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. Semakin kaya seseorang dengan ilmu dan pengalaman maka semakin luas pula ruang lingkup filsafat yang akan dia jangkau.

Dengan berfilsafat seharusnya seseorang akan lebih mengerti hakikat kehadirannya dalam kehidupan di dunia ini, yang pada akhirnya akan menyadarkan bahwa dirinya adalah makhluk kecil yang tiada berdaya dengan segala keterbatasan ditengah semesta keluasan dan kemahakuasaan Tuhan yang Maha Esa. Seorang teman pernah mengatakan ”seseorang tak akan bisa menguasai semuanya, tetapi ”sesuatu” pasti dimiliki setiap orang.














DAFTAR PUSTAKA

Jujun S. Suriasumantri (2007). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Misnal Munir (2004). Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Saidihardjo (2006). Diktat Kuliah Filsafat Ilmu. UNY
Masniah, Dkk., Makalah “Sejarah Perkembangan Ilmu”, STAI Rakha, Amuntai,          2009
Paul Strathern, Seri Ide Besar “Archimedes & Titik Tumpu”, Erlangga, Jakarta, 2002
Paul Strathern, 90 Menit Bersama Aristoteles, Erlangga, Jakarta, 2001
http://imheyhang.blogspot.com/2011/04/ruang-lingkup-filsafat-ilmu.html

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Telah menyempatkan diri mengunjungi Blog sederhana ini. Tinggalkan Komentar Anda Di Sini.