Senin, 10 November 2014

Maksiat Lancar,Riskipun sukses. Bagaiama bisa terjadi????

Ada orang yang maksiatnya lancar
tapi rezekinya juga lancar, bisnisnya
sukses, pelitnya luar biasa.
Bagaimana bisa?
Jawabannya ada pada hadits berikut
ini:
ﻋَﻦْ ﻋُﻘْﺒَﺔَ ﺑْﻦِ ﻋَﺎﻣِﺮٍ، ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﻗَﺎﻝَ : ﺇﺫﺍ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻌﻄﻲ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻣﺎ ﻳﺤﺐ ﻭﻫﻮ
ﻣﻘﻴﻢ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺼﻴﺘﻪ ؛ ﻓﺎﻋﻠﻢ ﺃﻧﻤﺎ ﺫﻟﻚ ﻣﻨﻪ ﺍﺳﺘﺪﺭﺍﺝ ، ﺛُﻢَّ
ﺗَﻠَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : } ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻧَﺴُﻮﺍ ﻣَﺎ
ﺫُﻛِّﺮُﻭﺍ ﺑِﻪِ ﻓَﺘَﺤْﻨَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏَ ﻛُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَﺍ ﻓَﺮِﺣُﻮﺍ
ﺑِﻤَﺎ ﺃُﻭﺗُﻮﺍ ﺃَﺧَﺬْﻧَﺎﻫُﻢْ ﺑَﻐْﺘَﺔً ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻫُﻢْ ﻣُﺒْﻠِﺴُﻮﻥَ { ‏[ ﺍﻷﻧﻌﺎﻡ :
44].
Dari ‘Uqbah bin Amir, dari Rasulullah
SAW: “Apabila engkau melihat Allah
mengaruniakan dunia kepada seorang
hamba sesuai dengan yang ia
inginkan, sementara ia tenggelam
dalam kemaksiatan, maka ketahuilah
itu hanya istidraj darinya”, kemudian
Rasulullah SAW membaca firman: “
Maka tatkala mereka melupakan
peringatan yang telah diberikan
kepada mereka Kamipun membukakan
semua pintu-pintu kesenangan untuk
mereka; sehingga apabila mereka
bergembira dengan apa yang telah
diberikan kepada mereka, Kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong,
maka ketika itu mereka terdiam
berputus asa”.
ﻋَﻦِ ﺍﺑْﻦِ ﻋَﺒَّﺎﺱٍ ﻓِﻲ ﻗَﻮْﻟِﻪِ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ : } ﺳَﻨَﺴْﺘَﺪْﺭِﺟُﻬُﻢْ ﻣِﻦْ
ﺣَﻴْﺚُ ﻻ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ { ‏[ ﺍﻟﻘﻠﻢ : 44 ‏] ؛ ﻗَﺎﻝَ : ﻛُﻠَّﻤَﺎ ﺃَﺣْﺪَﺛُﻮﺍ
ﺧَﻄِﻴﺌَﺔً ﺟﺪﺩﻧﺎ ﻟﻬﻢ ﻧﻌﻤﺔ ﻭﺃﻧﺴﻴﻨﺎﻫﻢ ﺍﻻﺳْﺘِﻐْﻔَﺎﺭَ .
Ibnu Abbas menjelaskan firman Allah
‘Azza wajallah: “Nanti Kami akan
menarik mereka dengan berangsur-
angsur ke arah kebinasaan dengan
cara yang tidak mereka ketahui”, ia
berkata: Setiap kali mereka melakukan
satu kesalahan kami beri mereka
nikmat yang baru dan kami lupakan
mereka untuk beristighfar.
ﻋﻦ ﺳﻔﻴﺎﻥَ ﻓﻲ ﻗﻮﻟِﻪِ } ﺳَﻨَﺴْﺘَﺪْﺭِﺟُﻬُﻢ ﻣِّﻦْ ﺣَﻴْﺚُ ﻻَ ﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥ {
‏[ ﺍﻷﻋﺮﺍﻑ : 182‏] ﻗﺎﻝَ : ﻧُﺴﺒﻎُ ﻋَﻠﻴﻬﻢ ﺍﻟﻨِّﻌﻤﺔَ ﻭﻧَﻤﻨَﻌُﻬﻢ
ﺍﻟﺸﻜﺮَ .
Sufyan ats Tsauriy menjelaskan
firman Allah: “Nanti Kami akan
menarik mereka dengan berangsur-
angsur ke arah kebinasaan dengan
cara yang tidak mereka ketahui”, ia
berkata: Kami karuniakan nikmat
kepada mereka dan kami halangi
mereka untuk bersyukur.
Kelancaran rezeki bukanlah standar
sayangnya Allah kepada seseorang.
Boleh jadi kelapangan hidup itu
bentuk azab yang tidak disadari.
Untuk apa banyak harta tapi batin
merana, ancaman azab akhirat tidak
dipedulikan. Kalaulah standar
sayangnya Allah itu dengan
kemewahan hidup dunia, Qarunlah
orang yang paling disayangi Allah.
Tapi akhirnya ia binasa ditelan bumi.
Juga sebaliknya, jangan mengira
orang yang banyak ujian dan cobaan
dalam hidup tanda ia dimurkai oleh
Allah. Boleh jadi itu adalah musibah
untuk menghapuskan dosa dan
meninggikan derajatnya di surga
nanti.
Penuntut ilmu juga begitu. Jangan
mengira dapat nilai bagus dan selalu
sukses adalah ukuran kasih sayang
Allah kepadanya. Tapi lihatlah,
bagaimana shalatnya, puasanya,
bagaimana ketaatannya untuk tunduk
pada aturan Allah, dan bagaimana
usahanya untuk mengamalkan
ilmunya.
Maka berhati-hatilah, kita sedang di
posisi mana?
Standar sayang atau marahnya Allah
itu adalah sejauh mana kita mampu
taat kepada-Nya atau sedalam apa
tenggelam dalam kemaksiatan.
[Sumber: Ustadz Fesbukers/Suryandi
Temala Sip][ www.tribunislam.com ]

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Telah menyempatkan diri mengunjungi Blog sederhana ini. Tinggalkan Komentar Anda Di Sini.